Hijrah ke Habasyah merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi di masa awal dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Hijrah ini terjadi dalam dua gelombang: pertama dipimpin oleh Utsman bin Affan dengan jumlah kecil, dan kedua dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib dengan jumlah yang lebih besar.
Artikel ini akan membahas secara mendetail tentang hijrah ke Habasyah pertama dan kedua, mencakup kapan, di mana, mengapa, siapa yang terlibat, dan bagaimana peristiwa ini terjadi.
Hijrah ke Habasyah Pertama
1. Kapan Hijrah Habasyah Pertama ?
Hijrah pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M, sekitar lima tahun setelah Nabi Muhammad ﷺ menerima wahyu pertama. Habasyah, yang sekarang dikenal sebagai Ethiopia, merupakan wilayah yang diperintah oleh seorang raja Kristen yang dikenal sebagai Najasyi (Negus). Kota utama yang menjadi tujuan hijrah adalah Aksum, ibu kota Kerajaan Aksum yang saat itu menjadi pusat pemerintahan.
2. Mengapa Kaum Muslimin Berhijrah?
Hijrah ke Habasyah dilakukan karena kaum Muslimin menghadapi tekanan, penyiksaan, dan penganiayaan dari kaum Quraisy. Beberapa alasan utama yang melatarbelakangi hijrah ini adalah:
- Penindasan dan Penyiksaan dari Kaum Quraisy: Kaum Quraisy menentang ajaran Islam dan melakukan penyiksaan terhadap pengikut Nabi Muhammad ﷺ, terutama mereka yang berasal dari golongan lemah.
- Boikot Sosial dan Ekonomi: Kaum Muslimin mulai diisolasi secara ekonomi dan sosial oleh masyarakat Makkah, menyebabkan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.
- Perintah Nabi Muhammad ﷺ: Nabi Muhammad ﷺ menyarankan kaum Muslimin untuk berhijrah ke Habasyah, karena Raja Najasyi dikenal sebagai penguasa yang adil dan tidak menzalimi rakyatnya.
3. Siapa yang Terlibat dalam Hijrah Pertama?
Gelombang pertama hijrah ke Habasyah dipimpin oleh Utsman bin Affan bersama istrinya Ruqayyah binti Muhammad (putri Nabi Muhammad ﷺ). Jumlah keseluruhan yang ikut dalam hijrah pertama ini adalah 15 orang, terdiri dari 11 laki-laki dan 4 perempuan. Beberapa di antara mereka adalah:
- Utsman bin Affan
- Ruqayyah binti Muhammad
- Abdurrahman bin Auf
- Zubair bin Awwam
- Abu Hudzaifah bin Utbah
- Mus’ab bin Umair
4. Bagaimana Hijrah Ini Terjadi?
Kelompok kecil kaum Muslimin ini diam-diam meninggalkan Makkah dan menyeberang ke Habasyah melalui Laut Merah. Mereka tiba di sana dengan selamat dan mendapat perlindungan dari Raja Najasyi, yang menerima mereka dengan baik dan menolak permintaan kaum Quraisy untuk mengembalikan mereka ke Makkah.
Namun, setelah beberapa waktu, tersebar kabar bahwa kaum Quraisy telah menerima Islam. Mendengar berita ini, beberapa dari mereka kembali ke Makkah, tetapi kemudian menyadari bahwa informasi tersebut tidak benar. Akibatnya, mereka kembali mengalami penganiayaan dan memutuskan untuk berhijrah lagi dalam gelombang kedua yang lebih besar.
Hijrah ke Habasyah Kedua
1. Kapan Hijrah Habasyah Kedua ?
Hijrah ke Habasyah kedua terjadi pada tahun 616 M, satu tahun setelah hijrah pertama. Seperti hijrah pertama, tujuan utama mereka adalah Kerajaan Aksum di Habasyah, yang masih diperintah oleh Raja Najasyi.
2. Mengapa Kaum Muslimin Berhijrah Lagi?
Tekanan dari kaum Quraisy semakin meningkat setelah hijrah pertama. Beberapa faktor yang mendorong hijrah kedua adalah:
- Penyiksaan yang Bertambah Keras: Kaum Quraisy semakin kejam dalam menyiksa Muslim yang masih berada di Makkah.
- Boikot yang Diperluas: Kaum Muslimin semakin kesulitan mendapatkan makanan dan perlindungan.
- Kekecewaan atas Berita Palsu: Beberapa Muslim yang kembali dari hijrah pertama menyadari bahwa Islam belum diterima oleh kaum Quraisy, sehingga mereka memilih untuk berhijrah kembali.
3. Siapa yang Terlibat dalam Hijrah Kedua?
Hijrah ke Habasyah yang kedua dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad ﷺ. Pada hijrah kedua ini, jumlah kaum Muslimin yang berangkat meningkat menjadi sekitar 101 orang, terdiri dari 83 laki-laki dan 18 perempuan. Beberapa di antara mereka adalah:
- Ja’far bin Abi Thalib (pemimpin hijrah kedua)
- Ummu Salamah (kelak menjadi istri Nabi Muhammad ﷺ)
- Abdullah bin Mas’ud
- Ubaidullah bin Jahsy dan istrinya Ummu Habibah
4. Bagaimana Peristiwa Ini Berjalan?
Kaum Muslimin berangkat dalam kelompok besar dan kembali mencari perlindungan di bawah Raja Najasyi. Kali ini, kaum Quraisy mengirim dua utusan, Amr bin Al-Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah, untuk membujuk Najasyi agar mengusir kaum Muslimin. Mereka membawa hadiah dan berusaha meyakinkan sang raja bahwa kaum Muslimin membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran Kristen.
Namun, Ja’far bin Abi Thalib memberikan pembelaan yang kuat tentang Islam dan membacakan ayat-ayat dari Surah Maryam, yang menjelaskan tentang Nabi Isa (Yesus). Mendengar hal ini, Najasyi terharu dan menolak permintaan kaum Quraisy, bahkan memberikan perlindungan lebih kepada kaum Muslimin.
Dampak dan Hikmah dari Hijrah ke Habasyah
- Memberikan Perlindungan bagi Kaum Muslimin: Hijrah ini menyelamatkan kaum Muslimin dari penganiayaan Quraisy.
- Menyebarkan Islam ke Luar Jazirah Arab: Islam mulai dikenal di luar Arab, terutama di Afrika.
- Membuktikan Kejujuran dan Keadilan Islam: Pembelaan Ja’far bin Abi Thalib terhadap Islam di hadapan Najasyi menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mengakui para nabi sebelumnya.
- Membangun Hubungan Diplomatik: Raja Najasyi kemudian menjadi salah satu penguasa pertama yang mendukung Islam.
Hijrah ke Habasyah merupakan langkah strategis yang diambil oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk melindungi para sahabat dari penganiayaan di Makkah. Kedua hijrah ini membuktikan pentingnya perlindungan bagi kaum Muslimin dalam menyebarkan Islam dan memperlihatkan keadilan Raja Najasyi dalam memberikan tempat yang aman bagi mereka.
Daftar Referensi
Ibnu Hisyam - Sirah Nabawiyah
Ibnu Katsir - Al-Bidayah wa An-Nihayah
Karen Armstrong - Muhammad: A Prophet for Our Time
Montgomery Watt - Muhammad: Prophet and Statesman
Hamka - Sejarah Umat Islam
Martin Lings - Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources