Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perjalanan ini dilakukan dalam rangka mencari dukungan untuk dakwah Islam setelah menghadapi tekanan dan penganiayaan dari kaum Quraisy di Makkah.
Meskipun mengalami penolakan, peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang ketabahan dan kesabaran Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam.
Siapa Saja yang Berangkat Hijrah ke Thaif
Nabi Muhammad SAW tidak pergi ke Thaif sendirian. Beliau ditemani oleh Zaid bin Haritsah, sahabat setia yang selalu mendampingi Rasulullah dalam perjalanan dakwah. Keduanya menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan harapan mendapatkan dukungan dari penduduk Thaif.
Alasan Rasulullah Memilih Thaif sebagai Tempat Hijrah
Nabi Muhammad SAW memilih Thaif sebagai tujuan hijrah karena beberapa alasan, di antaranya:
- Mencari Perlindungan: Setelah kehilangan dua pendukung terbesarnya, Abu Thalib dan Khadijah, Rasulullah mengalami tekanan lebih besar dari kaum Quraisy.
- Thaif sebagai Kota Penting: Thaif adalah pusat ekonomi dan pertanian yang strategis di Jazirah Arab, sehingga berpotensi menjadi basis dakwah Islam.
- Dukungan dari Bani Tsaqif: Rasulullah berharap dapat memperoleh perlindungan dan dukungan dari suku Bani Tsaqif yang berkuasa di Thaif untuk memperluas penyebaran Islam.
Waktu Terjadinya Peristiwa Hijrah ke Thaif
Peristiwa hijrah ke Thaif terjadi pada tahun ke-10 kenabian, tepatnya pada bulan Syawal. Saat itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan ke Thaif bersama Zaid bin Haritsah dengan harapan mendapatkan dukungan dari penduduk setempat.
Tujuan Dakwah Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif
Tujuan utama hijrah Nabi ke Thaif adalah:
- Menyebarkan ajaran Islam ke wilayah baru.
- Mencari sekutu dan perlindungan dari ancaman Quraisy.
- Membangun basis dakwah yang lebih kuat di luar Makkah.
- Menghindari penganiayaan dan kekerasan yang semakin meningkat dari kaum Quraisy.
Namun, penduduk Thaif menolak dakwah Nabi dan bahkan memperlakukannya dengan kasar. Mereka mengusir Rasulullah dengan melempari batu hingga beliau terluka.
Pandangan Sejarawan tentang Hijrah ke Thaif
Para ahli sejarah memberikan berbagai pandangan mengenai peristiwa hijrah Nabi ke Thaif:
-
Dr. Tiar Anwar Bachtiar Menurutnya, hijrah ke Thaif bertujuan mencari tempat yang lebih kondusif untuk dakwah Islam. Namun, usaha ini gagal karena penolakan dari penduduk Thaif.
-
Prof. Dr. M. Yunan Yusuf Dalam bukunya "Dakwah Rasulullah", ia menjelaskan bahwa penduduk Thaif baru memeluk Islam setelah peristiwa Fathu Makkah dan perang Hunain, sedangkan sebelumnya mereka menolak dakwah Nabi dengan kasar.
-
Syafiyyur Rahman Al-Mubarakfury Dalam "Sirah Nabawiyah", ia menyebutkan bahwa Rasulullah menyatakan peristiwa di Thaif sebagai salah satu momen paling sulit dalam hidupnya setelah Perang Uhud.
-
Husain Haekal Dalam "Sejarah Hidup Muhammad", ia mengisahkan bahwa Rasulullah mencari perlindungan di Thaif setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah, tetapi malah ditolak dan diperlakukan dengan buruk.
Hikmah dari Peristiwa Hijrah ke Thaif
Beberapa hikmah yang dapat diambil dari peristiwa hijrah ke Thaif antara lain:
- Kesabaran dan keteguhan dalam berdakwah – Meskipun ditolak dan disakiti, Nabi tetap bersabar dan tidak menyerah dalam menyebarkan Islam.
- Kasih sayang Nabi kepada umat manusia – Nabi tidak membalas perlakuan buruk penduduk Thaif, justru mendoakan mereka agar mendapat hidayah.
- Pentingnya tawakal kepada Allah – Rasulullah selalu menyerahkan segala urusannya kepada Allah dan tidak berputus asa dalam berdakwah.
- Dakwah memerlukan strategi yang tepat – Meskipun Thaif tidak menerima Islam saat itu, Nabi tidak berhenti berusaha mencari dukungan lain, yang akhirnya membawa Islam berkembang di Madinah.
Hikmah Hijrah ke Thaif
Peristiwa hijrah ke Thaif memberikan banyak pelajaran berharga, di antaranya:
- Kesabaran dalam Berdakwah: Rasulullah tetap tegar meskipun mengalami penolakan dan penganiayaan.
- Tawakal kepada Allah: Setelah mengalami kegagalan di Thaif, Nabi berdoa dan menyerahkan segalanya kepada Allah.
- Pentingnya Strategi dalam Dakwah: Dakwah memerlukan pendekatan yang tepat, termasuk mencari tempat dan orang yang lebih siap menerima ajaran Islam.
- Kasih Sayang Rasulullah: Meskipun diperlakukan dengan buruk, Nabi tetap mendoakan kebaikan bagi penduduk Thaif.
Daftar Pustaka
- Bachtiar, Tiar Anwar. "Seuramoe Aceh: Hijrah ke Thaif dan Tantangan Dakwah Nabi."
- Yusuf, M. Yunan. "Dakwah Rasulullah: Perjuangan di Thaif."
- Al-Mubarakfury, Syafiyyur Rahman. "Sirah Nabawiyah: Ujian Terberat Rasulullah."
- Haekal, Husain. "Sejarah Hidup Muhammad"